ramadhan yang mempersatukan kami (cerpen)
libur sekolah telah usai. waktunya sekolah, yahh.. sekolah, tanpa bertele-tele akupun pamit kepada mama dan papa. "mah..pah.. rahel pergi dulu yah, assalamu'alaikum!" ujarku. "wa'alaikum salam, sayang". jawab mama dan papa sambil melemparkan senyuman.
bel sekolahpun telah berbunyi, bergegas aku berlari menghampiri kelasku. "ra'ra'..."panggil seseorang dari belakang. lantas lariku berhenti akupun menoleh kebelakang "kenapa ?" jawabku. "hm.. aaa..aa..."aku pun memotong bembicaraan ayit "udahlah.. udah masuk nih, ngomongnya dikelas aja" akupun berlari kembali dan meninggalkan ayit.
jam pelajaran selesai, dikelas banyak temen yang mau ngerencanain buat buka bareng atau istilah yang ngetren bubar. sebenarnya males tapi, demi kebersamaan. aku pun menghampiri ayit yang sedang berbicara dengan temannya, sebenarnya bisa dibilang ceramah. ayit itu tau banget tentang agama, nyaingin pak ustadtz, hehehe.. dikelas dia sering dipanggil uce atau ustadtz ceramah. akupun sering diceramahin sama tuh ustadtz. hal yang aku ingat, ketika dibilang :
“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim,Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).
sempat
aku terpesona mendengar suaranya yang begitu indah. sentak aku
mengucapkan "astaufirullah" hehehe... maklum anak muda terkadang
khilaf. asyit sering bilang kaya gitu soalnya aku jarang sholat, yahh
belum dikatakan 100% wanita sholihah, hehehe...
belum lagi mengenai puasa, si asyit
sih tiap hari ngirimin pesan yang berisi surat al-qur'an mengenai
anjuran puasa. begitulah uce alias ayit alias rasyid. buarpun kesel
digangguin kaya' gitu ambil sisi positif aja deh .kembali lagi
kecerita. denger si ayit lagi asyik bebincang dengan yang lain. akupu
meninggalkannya, tanpa penasaran dengan percakapan kami tadi pagi.
temen sekelas ngajakin bubar disalah satu restauran yang berada dipalembang. acaranya minggu depan, hm.. datang nggak ya?
oh iya, sebenarnya namaku rahel
al-attiyah, temen sekelas sering bilang kalo ayit itu saudara kembar
aku, kata mereka muka kami kalo dipasatin mirip banget, belum lagi
tanggal lahir yang sama dan nama yang hampir mirip. sontak akupun
bilang, yahhh.. ngak mungkinlah, kalo kami saudara kembar, ayit itukan
orang singapur. dia sekolah disini cuma ikut pamannya, katanya mau
menggenal indonesia. emang agak aneh alesannya, padahal singapur negara
yang lebih maju dari indonesia. tapi suka-suka dia sih. kalo aku tanya
mengapa kepingin tinggal di indonesia ? begitulah jawabnya.
buat aku sih, kemiripan kami itu hanya kebetulan.
akhirnya, acara bubar anak kelas telah usai. tapi ada sesuatu hal yang
membuat keganjilan dihari itu. aku sering sekali lihat ayit toilet. dan
saat kami papasan, ku lihat bekas darah dihudungnya. ketika kutanya dia
hanya menutup hidungnya dan meninggalkanku dengan senyum simpulnya.
keesokan harinya tugas si ayit memberi tausiyah singkat didepan kelas. yang aku ingat dia mebacakan surah al-baqarah ayat 183 :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ {183} أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةُ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ وَأَن تَصُومُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ {184}
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184).
mendengar dia membaca ayat suci al-qur'an, lagi-lagi aku
terpesona. "astaufirullah" heehehe... menurutku saat dia membacakan
al-qur'an mirip sekali dengan papaku. terkadang aku memikirkan apa yang
dibilang temenku dikelas, bahwa kami kembar. tapi.. yah nggak mungkin,
beda negara.
setelah ayit selesai tausiyah dikelas, lagi-lagi tanpa sengaja
aku lihat hidung dan tanganya berlumuran darah lalu berlari
meninggalkan kelas. setelah ayit masuk kelas, aku menanyakan mengenai
itu. tapi, dia pura-pura nggak tau. lagi-lagi si ayit bilang "hm.. aku
kepingin banget nanyain sesuatu sama kamu?" tanyanya. "nanyain apa
sih?"sahutku. "sebenarnya gini, hm.. se..sebe.." belum sempat
menyelesaikan pembicaraanya. akupun dipanggil oleh salah satu guru.
ayit hanya bersikap pasrah.
hari telah terlewatkan, tinggal menghitung beberapa hari lagi
lebaran akan datang. tetapi ada sesuatu hal yang mengganjil dibenakku.
akhir-akhir ini tanpa sengaja sering aku lihat hidung ayit yang
berdarah, dan saat aku bertanya kepada teman yang lain. mereka tidak
pernah melihat kejadian tersebut. lalu ayit sering ingin menanyakan
sesuatu hal, tetapi selalu gagal. selama liburan sekolah, akupun
memikirkan mengenai itu. dan semenjak liburan sekolah, ayit tidak
pernah mengirimkan pesan apapun, apa lagi kabar. nggak tau kenapa, ada
sesuatu hal yang hilang semenak kejadian itu. yah.. aku coba-coba cari
info tentang itu. selain teman, ayit juga sahabat dekatku.
hari rayapun telah tiba, setelah sholat id. akupun maaf-maafan,
kan lebara. tak lupa aku bergegas mengambil tas yang didalamnya ada
sebuah alamat rumah, bukan alamat palsu lho, kaya' lagu ayu ting-ting
yang lagi ngehitz gitu. loh kok ayu ting-ting sih ? hehhe..
akupun ditemanin dengan salah satu teman yang kebetulan dia tau dimana tempat alamat itu berada.
setelah sampai kerumah tersebut, akupun diperilakukan dengan baik
layaknya kelurga sendiri. akupu merasa nyaman dengan itu. disela-sala
perbincangan. aku menanyakan "dimana ayit berada, tante?" sontak
tantepun terdiam lalu meneteskan air mata. akupun binggung dan terdiam.
"maksudnya apa tante, apa yang terjadi dengan ayit?" tanyaku binggung.
"sebenarnya, ayit menderita kanker stadium akhir. dan sekarang dia
dirawat dirumah sakit" jawab tante. akupun menanggis dan langsung
meminta antar kerumah sakit dimana ayit sedang dirawat.
setelah sampai, aku membuka pintu ruangan tersebut sambil
menangis, dan kulihat seseorang terbaring lemah tak berdaya yaitu ayit.
dan akupun kembali binggung ternyata disitu ada mama dan papa. mama
sedang menangis melihat ayit yang terbaring tak berdaya lalu papa hanya
memeluk mama sambil berkata "sabar mah!". aku tambah binggung apa yang
terjadi saat ini. lalu aku hampiri ayit, yang mukanya pucat menahan
rasa sakit. "loh kamu kenapa nggak pernah bilang kalo kamu sakit?"
tanyaku sambil menangis kepada ayit. dan aku bilang "mah, pah ? ada apa
ini, kenapa kalian bisa berada disini?"akupun binggung dan menangis.
"ddeekk, aaku ini kakaakmu. maaffiin kkakaak ya?" jawab ayit sambil
terbata-bata. akupun langsung menatap mama dan papa. "ada apa dengan
semua ini, kalian membunyikan apa?" tanyaku yang mulai kesal.
"rra' aaku iini kkakakmu. kkitaa itu saaudarra kkembaar".
lagi-lagi ayit yang menjawab sambil terbata-bata. akupun kembali
menatap mama dan papa, mereka hanya menganggukan kepala. sentak aku
langsung memeluk ayit yag ternayata kakakku yang baru aku sadari. "kak,
maafin adek juga ya. adek sebenarnya sayang kok sama kakak"akupun
menangis tersedu. begitupu mama. "kkaakkak jjuuugga ssayang ssama
aadek"tiba-tiba hidung ayit berdarah dan memuntahkan suatu cairan.
sentak seisi ruangan panik dan memanggil dokter. "kak..jangan ninggalin
adek lagi ya? kak..kak.."tanyaku tanpa ada jawaban dari ayit yang
menahan rasa sakitnya. terakhir yang terucap dari mulutnya kalimat
syahadat, dokterpun terlamat untuk menolong satu-satunya kakakku.
kamipun menangis, sedangkan mama yang tak terima dengan sikap dokter
yang datang terlambang menyelamatkan kakaku. "mah... sudah ikhlaskan
saja. mungkin rasyid akan bahagia disana"ujar papa tegas.
awal hari rayapun diisi dengan duka cita. rasyid al-qisti yang
aku kenal sosok yang menyebalkan ternyata saudara kembarku. lalu mama
dan papa menjelaskan. awalnya mama melahirkan kami di singapura karena
ada gangguan dikandungan mama, setelah kami lahir, ternyata kakakku
terlahir tdengan sesuatu kekuranga yang diharuskan dirawat dirumah
sakit singapura. sedangkan aku terlahir dengan normal. dari situlah
kami berpisah, dikarenakan mama dan papa sibuk di indonesia maka kakak
dititipkan oleh pamanku yang tinggal disingapura, lalu kakak sekolah
disana. setelah selesai SMP kakak ingin lanjut SMA di indonesia.
tujuannya ingin bertemu aku, karena paman menceritakan segalanya
tentang kelahiran kami. ternyata selama ini ayit ingin menceritakan hal
ini kepadaku tetapi selalu gagal. mengenai penyakitnya, semua keluarga
telah mengetahuinya. tetapi ayit mempunyai tekat untuk tidak mau
berobat disingapur, karna dia hanya ingin berkumpul bersamaku di
indonesia. mama dan papa hanya bisa menuruti keinginan kakak.
"rasyid you really have left us forever, but you always have our hearts"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar